“Don’t put all your eggs in one basket!” Peribahasa ini sering kita dengar dalam aturan berinvestasi. Artinya, jangan menempatkan semua uang kita pada satu jenis investasi saja, atau apa yang dikenal dengan diversifikasi investasi.
Banyak perencana keuangan yang menyarankan diversifikasi dalam portofolio investasi hanya pada investasi kertas. Sesungguhnya ini belum menjadi diversifikasi yang ideal menyangkut investasi. Saya sangat menyukai konsep diversifikasi portofolio seperti apa yang disampaikan Robert Kiyosaki, investor dan motivator asal Amerika Serikat.
Kiyosaki membagi investasi ke dalam empat jenis. Akan sangat ideal apabila seorang individu memiliki diversifikasi pada keempat jenis investasi ini:
Aset Kertas
Paper assets atau aset kertas adalah jenis aset yang ada di pasar uang dan pasar modal. Contoh instrumen pasar uang adalah valuta asing, surat utang negara atau obligasi. Sedangkan investasi di pasar modal berupa saham atau reksa dana. Kecuali kupon pada obligasi, jenis investasi kertas ini akan memberikan keuntungan pada saat kita menjual kembali aset tersebut dengan harga pasar yang lebih tinggi (margin on capital gain).
Risiko pada investasi di aset kertas ini berbeda. Surat utang negara cenderung lebih aman dibandingkan saham, mengingat pergerakannya yang relatif stabil dan kemungkinan gagal bayarnya sangat kecil. Sementara saham, kendati dalam jangka pendek lebih berfluktuasi dibandingkan surat utang, tapi bisa memberikan keuntungan yang jauh lebih tinggi dalam jangka panjang. Tentu saja pilihannya harus tepat, terutama terkait dengan fundamental perusahaan yang sahamnya dijadikan instrumen investasi.
Reksa dana juga merupakan bagian dari investasi aset kertas, yang di dalamnya juga menempatkan instrumen investasi di pasar modal. Mengenai reksa dana, akan kami tulis di artikel selanjutnya.
Properti
Sudah menjadi rahasia umum bahwa membeli properti adalah salah satu strategi berinvestasi yang jitu. Properti bisa memberikan pendapatan pasif apabila kita maksimalkan fungsinya menjadi properti sewa, misalnya untuk kos-kosan atau kontrak petakan, disewakan tahunan, atau properti komersial semacam ruko, hotel, perkantoran.
Membeli properti atau tanah dengan berharap harga akan naik terus, berarti kita harus cermat dalam membeli properti dengan lokasi yang strategis.
Komoditas
Yang dimaksud dengan komoditas dalam berinvestasi adalah barang yang diperjualbelikan di masyarakat. Kebutuhan terhadap barang tersebut semakin tinggi, sementara ketersediaan barangnya semakin terbatas. Instrumen komoditas yang paling umum dibeli untuk investasi adalah logam emas dan perak.
Bisnis
Di antara jenis investasi yang ada, bisnis merupakan investasi yang bisa memberikan keuntungan sangat tinggi. Tentu saja membangun bisnis bukan perkara mudah. Dibutuhkan kemauan, keahlian, serta konsistensi untuk menjadikan bisnis sebagai investasi yang bisa memberikan keuntungan dan penghasilan rutin yang konsisten.
Memulai investasi memerlukan niat yang sungguh-sungguh untuk bisa memperoleh hasil sesuai harapan. Tidak ada rumus yang tetap dalam memiliki portofolio investasi, semuanya sangat tergantung dari minat Anda terhadap instrumen investasi. Ada orang yang lebih besar porsi investasi di properti, karena instrumen itulah yang paling ia pahami dan menarik minatnya. Ada juga yang sangat menyukai bisnis, sehingga sulit untuk memiliki investasi saham dan lain-lain.
Saat Anda sudah memiliki keempat investasi tersebut, inilah yang disebut sebagai diversifikasi investasi sejati. Investasi membutuhkan ilmu pengetahuan yang cukup untuk memulai. Anda bisa memulai dengan membaca berbagai buku dan berbagai bacaan lainnya, mengikuti seminar keuangan dan lain-lain. Naikkan level kecerdasan finansial Anda untuk bisa berinvestasi dengan cerdas!
https://id.berita.yahoo.com/keranjang-investasi-120130595.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar