Minggu, 30 Maret 2014

Jangan Banyak Ide Jika Ingin Segera Sukses

 “Percayalah, memiliki banyak ide tidak akan membuat Anda sukses besar!”
Apakah ada diantara para sobat Studentpreneur yang memiliki satu ide brilian dan percaya bahwa itu akan menjadi tiket menuju kesuksesan? Tidak buruk, tapi lebih baik jangan berpikir untuk menambah lagi koleksi ide brilianmu. Apalagi karena Anda menganggap ide tersebut sangat penting sehingga Anda simpan sendiri sampai-sampai tidak ingin orang lain tahu ide bisnis tersebut. Wah itu adalah kesalahan terbesar bagi setiap orang yang ingin sukses besar.
Bagi penggemar novel dan film Harry Potter, pasti sudah tidak asing mendengar nama J.K. Rowling. Sebelumnya bekerja sebagai sekretaris ketika di tengah perjalanan menuju London, tiba-tiba muncul ide-ide fantastis yang kemudian berhasil dituangkan ke dalam bentuk novel. Mencoba menawarkan novelnya ke banyak penerbit di Inggris, tapi ditolak berkali-kali sampai jatuh miskin. Namun hal tersebut membuatnya kehabisan akal untuk mencoba berbagai cara baru dalam menjual tulisannya sampai akhirnya ada satu penerbit yang mau menerima tulisannya. Dari situlah akhirnya Harry Potter mulai dikenal masyarakat dan kisah kesuksesannya pun dimulai.
Jika Anda ingin sukses, memang memiliki ide adalah sebuah keharusan. Namun, memiliki ide yang kedengarannya sangat fantastis pun belum tentu dapat menjamin kesuksesan seseorang. Sejarah telah membuktikan bahwa kebanyakan perusahaan yang meraih kesuksesan besar bukanlah perusahaan yang menemukan sesuatu pertama kali. Google bukanlah mesin pencari pertama. Begitu juga dengan Facebook yang bukanlah jejaring sosial pertama yang muncul di dunia.
Perlu diketahui bahwa ketika Anda memiliki ide cemerlang, ada kemungkinan bahwa bukan hanya Anda saja yang memiliki ide tersebut. Di dunia yang dihuni miliaran orang ini, tidak mungkin setiap orang tidak dapat memikirkan hal yang sama. Selain itu, perkembangan jaman juga semakin pesat sehingga inovasi pun makin banyak bermunculan.
Lalu bagaimana perusahaan-perusahaan seperti Google atau Facebook bisa sukses besar? Jawabannya adalah eksekusi. Apakah Anda dapat bekerja lebih keras dan lebih baik daripada orang lain? Apakah Anda dapat terus mengembangkan produk tersebut? Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi kesuksesan seseorang dalam membangun perusahaan, namun pada intinya sebenarnya berbicara mengenai eksekusi.
Beberapa ilustrasi yang telah diceritakan diatas tadi sebenarnya menggambarkan bahwa mereka bisa sukses semata-mata bukan hanya karena ide mereka, melainkan kegigihan mereka untuk mencoba mengeksekusi ide mereka sehingga sukses. Mereka sebenarnya tidak memiliki banyak ide, hanya satu saja ide yang mereka percaya dapat membuat mereka sukses, lalu selanjutnya setiap tindakan eksekusi yang mereka lakukan terhadap ide tersebutlah yang membuat mereka menuju kesuksesan.
Jadi, ide bukan jaminan kita akan sukses, namun juga bukan berarti ide itu tidak ada harganya. Ide itu juga memiliki harga, hanya saja sangat rendah harganya. Karena itulah jangan lagi terlalu mendewakan ide. Ketika Anda sudah mendapatkan ide cemerlang, segeralah eksekusi jika ingin cerita kesuksesan Anda dimulai. 



Delapan Kebohongan dari Pewawancara kepada Pelamar Kerja


Sebagai seorang pelamar kerja, mungkin pernah tersirat di benak Anda untuk melebih-lebihkan pengalaman Anda atau membesar-besarkan peran yang pernah Anda lakukan dalam sebuah proyek. Namun pernahkah terpikir oleh Anda bahwa pewawancara membohongi Anda? Pewawancara sering kali memberikan sejumlah pernyataan kepada pelamar kerja yang tidak sepenuhnya akurat dan terkadang pernyataan tersebut malah merupakan kebohongan. Berikut ini delapan kebohongan yang paling sering yang dilontarkan pewawancara kepada pelamar kerja. 
Pernyataan-pernyataan berikut ini tidak selamanya merupakan kebohongan. Namun pernyataan-pernyataan tersebut tidak sepenuhnya akurat, sehingga Anda jangan begitu saja percaya dengan apa yang dikatakan si pewawancara kepada Anda.

1.    “Kami akan menyimpan resume Anda.” 
Pernyataan ini sering ditemukan di dalam surat penolakan, namun apa sebenarnya makna dari pernyataan ini? Pelamar kerja sering kali berasumsi resume mereka akan disimpan di dalam database pelamar kerja dan mereka akan dihubungi lagi jika ada lowongan kerja baru. Pada kenyataannya, biasanya resume Anda akan dibuang, dan tidak akan lagi dilihat. Sebenarnya, setiap perekrut yang taat hukum akan menyimpan semua resume yang diajukan oleh pelamar kerja, karena hukum mengharuskan mereka menyimpan resume tersebut dalam jangka waktu beberapa tahun sebelum kemudian dapat dibuang. Jadi pernyataan ini lebih seperti “kami akan menaati hukum.”

2.    “Kami akan beri tahu Anda jika ada lowongan kerja baru.” 
Jika Anda merupakan kandidat kuat menjadi karyawan dan/atau Anda memiliki kecocokan dengan si pewawancara, Anda mungkin akan dihubungi lagi jika ada lowongan kerja baru. Namun, pewawancara lebih sering mengeluarkan pernyataan ini kepada para pelamar kerja dan kemudian tidak menindak lanjutinya. 
Sang pewawancara mungkin memberikan pernyataan ini dengan niat baik dan memang bermaksud akan menindaklanjuti lamaran Anda - namun jika pewawancara harus menghadapi ratusan atau bahkan ribuan pelamar kerja dalam setahun, bahkan pelamar kerja yang memiliki potensi terbesar pun bisa terlupakan. Hal ini berarti Anda sebagai pelamar kerja jangan pernah berasumsi pihak perusahaan akan menghubungi Anda kembali ketika ada lowongan kerja baru; jika Anda ingin menjadi karyawan perusahaan tersebut, Anda harus proaktif memeriksa daftar lowongan kerja dan kemudian melamar LAGI.

3.    “Kami akan menghubungi Anda lagi dalam dua pekan.” 
Seperti yang diketahui kebanyakan pelamar kerja dari sulitnya mencari pekerjaan, pewawancara menjanjikan tentang jadwal sering kali melenceng. Maksud dari pernyataan ini sebenarnya adalah. “Saya rasa kami akan menindaklanjuti lamaran Anda dalam beberapa pekan ke depan, jika tidak ada aral melintang. Kami akan menghubungi Anda lagi jika kami ingin berbicara lebih lanjut, namun jika tidak Anda tidak akan kami hubungi.”

4.    “Kami akan beri tahu Anda keputusan kami nanti.” 
Pewawancara sering kali menjanjikan hal ini, namun kemudian tidak menepatinya, sehingga membuat para pelamar kerja frustasi, cemas dan bertanya-tanya apakah mereka harus mencari pekerjaan lain atau apakah menunggu diberitahu keputusan pascawawancara.


5.    “Kami sangat terkesan dengan Anda, namun kami memiliki banyak kandidat yang memenuhi kualifikasi.” 
Hal ini mungkin benar adanya, namun hal ini juga sering kali dikatakan meski tidak benar. Bahkan, banyak perusahaan menyertakan pernyataan seperti ini di dalam surat penolakan yang mereka kirim kepada semua orang yang melamar kerja dan tidak direkrut, dan logikanya pasti tidak mungkin semua orang yang menerima pernyataan tersebut mengesankan perusahaan. Ini merupakan cara yang elok untuk memperhalus penolakan, dan pelamar kerja tidak perlu tersanjung mendengar pernyataan ini.

6.    “Kami memiliki budaya kerja yang luar biasa di sini.” 
Perekrut senang membicarakan tentang budaya kerja perusahaan mereka, tapi sebenarnya yang lebih penting adalah detailnya: Apakah perusahaan tersebut memiliki jam kerja yang fleksibel? Apakah Anda diperbolehkan bekerja dari rumah? Jenis pengembangan karier apa yang ditawarkan perusahaan? Seberapa kompetitif gaji yang ditawarkan? Mengapa ada karyawan yang mengundurkan diri? Seperti apakah kebijakan internal perusahaan? 
Bahkan perusahaan dengan prestasi yang buruk sekali pun dalam semua faktor yang disebut di atas senang membicarakan tentang budaya kerja mereka saat melakukan wawancara kerja - jadi Anda harus mencari tahu seluk-beluk perusahaan tersebut sendiri.

7.    “Kami menawarkan tunjangan yang luar biasa.” 
Untuk alasan tertentu, perusahaan mengklaim pernyataan ini bahkan ketika bonus yang ditawarkan tidak sekompetitif dengan perusahaan-perusahaan lain untuk bidang Anda. Selain itu, beberapa perusahaan menawarkan cuti hanya di atas kertas, namun pada praktiknya tidak demikian. Jika pengajuan cuti Anda tidak pernah disetujui dan manajer Anda selalu bermuka masam ketika Anda mengajukan cuti, maka janji-janji tunjangan cuti yang besar tersebut tidak gunanya.
 

8.    “Perusahaan memilih pelamar kerja yang lebih berpengalaman.” 
Mungkin benar atau mungkin tidak, namun pernyataan ini merupakan respons standar yang sering kali diberikan oleh pewawancara kepada pelamar kerja yang menanyakan mengapa mereka tidak mendapat pekerjaan tersebut. Meskipun kadang itu benar, pernyataan tersebut juga bisa bermakna “kami benci dengan kepribadian Anda” atau “Anda terlalu cerewet saat wawancara.” (ab/ik)

Sumber:


Sabtu, 29 Maret 2014

KISAH MOTIVASI, KEMISKINAN TIDAK MEMBUAT WANITA INI MENYERAH PADA KEADAAN


Rumah itu kecil, hanyalah berukuran 4x5 meter persegi. Entah apakah bisa disebut 'rumah', karena pada faktanya hanyalah bangunan sangat sederhana yang hampir tak layak huni karena rusak di sana-sini. Di dalam rumah yang beralamat di RT 03/RW 01 Desa Rempoah, Kecamatan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah tinggal seorang nenek yang sudah berusia senja, sendirian saja tanpa ada sanak keluarga. Warkem, wanita berusia 65 tahun itu tinggal sendirian di sana, dengan segala keterbatasan dan kenyamanan yang hampir tidak ada.

Untuk mencukupi kehidupan sehari-hari, Warkem nyaris tidak bisa memenuhinya. Namun Warkem pantang menyerah, dan tidak mau merendahkan dirinya dengan mengemis dan meminta. Warkem percaya bahwa Tuhan tidak akan meninggalkannya, dan akan selalu memberinya rezeki dengan cara yang tak terduga. Warkem hidup dalam garis kemiskinan, dan semakin terhimpit karena harga BBM naik. Harga BBM naik berarti harga beras yang harus dibeli warkem juga naik dan biaya untuk hidupnya juga akan membengkak.

Pemerintah sudah membuat solusi dengan membagikan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) kepada warga yang membutuhkan. Tapi apa yang terjadi? Warkem tidak mendapatkan BLSM walau sudah nyata terlihat bahwa Warkem membutuhkan BLSM, jauh lebih membutuhkan daripada beberapa orang yang mendapatkan BLSM padahal dia masih bisa dikatakan mampu.

Terkadang Warkem ingin menangis, karena hidupnya sudah sangat susah dan uang yang ada di genggamannya semakin menipis. Di rumah yang berisikan perabotan yang sudah lusuh dan tua itu, Warkem tak hentinya bersujud kepada Tuhan dan memohon agar dirinya selalu diberi jalan untuk melanjutkan kehidupan. Walau pemerintah tidak memberinya bantuan, namun beberapa tetangga kadang membaginya sayuran atau sepiring makanan. Warkem percaya bahwa Tuhan tidak pernah tidur, dan kesusahannya akan terlipur.

Tidak hanya Warkem, di luar sana ada jutaan masyarakat Indonesia yang hidupnya menjadi semakin sulit ketika harga-harga naik dan semakin mencekik leher. Mereka ada yang terlupa, luput dari pendataan BLSM yang dibagikan oleh pemerintah. Segalanya memang tidak pernah adil bagi mereka, namun justru karena hal inilah mereka berjuang sekuat tenaga untuk kehidupannya.

Sumber : 
Vemale dot com
https://plus.google.com/100774395895038903027/posts/bNH5nZi27SV


Etika Secara Umum

Pengertian Etika
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani yaitu “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.

Etika Menurut Para Ahli
·         Menurut Drs. O.P.SIMORANGKIR: Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

·         Menurut Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat: Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

·         Menurut Drs. H. Burhanudin Salam: Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

·          Menurut Maryani & Ludigdo : etika adalah seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia,baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau prifesi.

·         Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

·         Menurut Aristoteles: di dalam bukunya yang berjudul Etika Nikomacheia, Pengertian etika dibagi menjadi dua yaitu, Terminius Technicus yang artinya etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia. dan yang kedua yaitu, Manner dan Custom yang artinya membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (in herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.

·         Menurut Kamus Webster: etika adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral.

·         Menurut Ahli filosofi: Etika adalah sebagai suatu studi formal tentang moral.

·          Menurut Ahli Sosiologi: Etika adalah dipandang sebagai adat istiadat,kebiasaan dan budaya dalam berperilaku.

·         Pengertian Etika Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).

Etika Terdiri dari Etika Deskriptif dan Etika Normatif
Ada dua macam etika yang harus dipahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia :

1.              ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.

2.              ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan digunakan.


Etika secara sistematis dibedakan atas etika umum dan khusus.
1.      Etika khusus ialah penerapan moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus misalnya olah raga, bisnis, atau profesi tertentu. Dari sinilah nanti akan lahir etika bisnis dan etika profesi (wartawan, dokter, hakim, pustakawan, dan lainnya). Etika khusus lebih bersifat normatif, sifat normatif etika khusus terlihat misalnya pada etika profesi.

2.      Etika umum ialah etika yang membahas tentang kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia itu bertindak secara etis. Etika inilah yang dijadikan dasar dan pegangan manusia untuk bertindak dan digunakan sebagai tolok ukur penilaian baik buruknya suatu tindakan. Etika umum lebih deskriptif, sifat deskriptif etika umum terlihat dari paparan filsof tertentu pada ajaran,doktrin atau teorinya. Etika secara umum menggambarkan tingkah laku manusia apa adanya, seperti contohnya etika jawa yang diritualkan dalam acara panggih tergambar norma-norma yang dianut oleh masyarakat jawa, khsusnya dalam menapaki bahtera rumah tangga

Peran dan Manfaat Etika
Etika memiliki peran dan manfaat yang penting di dalam kehidupan kita. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1.  Manusia hidup dalam jajaran norma moral, religius, hukum, kesopanan, adat istiadat dan permainan. Oleh karena itu, manusia harus siap mengorbankan sedikit kebebasannya.
2.   Norma moral memberikan kebebasan bagi manusia untuk bertindak sesuai dengan kesadaran akan tanggung jawabnya. Menaati norma moral berarti menaati diri sendiri, sehingga manusia menjadi otonom dan bukan heteronom.
3. Sekalipun sudah ada norma hukum, etika tetap diperlukan karena norma hukum tidak menjangkau wilayah abu-abu, norma hukum cepat ketinggalan zaman, sehingga sering terdapat celah-celah hukum, norma hukum sering tidak mampu mendeteksi dampak secara etis dikemudian hari, etika mempersyaratkan pemahaman dan kepedulian tentang kejujuran, keadilan dan prosedur yang wajar terhadap manusia, dan masyarakat, asas legalitas harus tunduk pada asas moralitas.
4.  Manfaat etika adalah mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom, mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang tertib, teratur, damai dan sejahtera.
5.  Etika dapat membuka mata manusia untuk melihat baik buruk akan suatu tingkah laku. 
6. Etika dapat menyelidiki dengan seksama segala perbuatan yang dikemukakan kepadanya, dengan tidak tunduk dalam menentukan hukumnya kepada kebiasaan orang, tetapi segala pendapatnya hanya di ambil dari pandangan (theory) ilmu pengetahuan, peraturannya dan timbangannya. 
7. Etika mempengaruhi dan mendorong kehendak kita supaya membentuk hidup suci dan menghasilkan kebaikan dan kesempurnaan dan memberi faedah kepada sesama manusia. 

Tujuan Mempelajari Etika
Dalam kehidupan sehari-hari, Etika sangat penting untuk di terapkan untuk menciptakan nilai moral yang baik. Beberapa orang mengartikan bahwa etika hanyalah sebagai konsep untuk dipahami dan bukan menjadi bagian dari diri kita. Namun sebenarnya etika harus benar-benar dimiliki dan diterapkan oleh diri kita masing-masing, sebagai modal utama moralitas kita pada kehidupan yang menuntut kita berbuat baik. Etika yang baik, mencerminkan perilaku yang baik, sedangkan etika yang buruk, mencerminkan perilaku kita yang buruk pula. Selain itu etika dapat membuat kita menjadi lebih tanggung jawab, adil dan responsif.
Beberapa contoh Tujuan kita menerapkan atau mempelajari etika itu sendiri ialah:
1.    Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya perilaku atau tindakan manusia dalam ruang dan waktu tertentu.
2.    Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur, damai dan sejahtera.
3.    Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom.
4. Etika merupakan sarana yang memberi orientasi pada hidup manusia.
Untuk memiliki kedalaman sikap, untuk memiliki kemandirian dan tanggung jawab terhadap hidupnya.
5. Mengantar manusia pada bagaimana menjadi baik. 

Sumber: